Resiko Jadi Agen BRILink itu Berat !! Calon Agen Baca Ini !!

Posted on

Resiko Jadi Agen BRILink – Keuntungan menjadi agen BRILink memang lumayan jika ditekuni. Namun, mana ada usaha yang tidak memiliki resiko. Resiko menjadi agen BRILink tentu tidak main-main. Mulai dari uang palsu, uang rusak, transaksi gagal tetapi uang terdebet, komplain nasabah, fee yang dipotong 50% dari BRI, hingga denda pinalti jika target tidak tercapai.

Resiko Jadi Agen BRILink – Keuntungan menjadi agen BRILink memang lumayan jika ditekuni. Namun, mana ada usaha yang tidak memiliki resiko. Resiko menjadi agen BRILink tentu tidak main-main. Mulai dari uang palsu, uang rusak, transaksi gagal tetapi uang terdebet, komplain nasabah, fee yang dipotong 50% dari BRI, hingga denda pinalti jika target tidak tercapai.

biaya admin BRILink dan sharing fee yang didapat dari setiap transaksi. Keuntungan terbesar didapat dari jasa tarik tunai, jasa transfer, dan setor tunai. Namun, dari jasa tersebut memiliki resiko yang lebih besar. Apalagi setor tunai. Agen harus lebih berhati-hati dengan peredaran uang palsu.

Nah, berikut ini penjelasan dari masing-masing resiko Agen BRILink

Uang Palsu

Transaksi setor tunai, pembelian token listrik, pulsa operator atau jasa brilink lain dengan menggunakan uang cash sangat rawan dengan peredaran uang palsu. Untuk itu agen BRILink wajib memiliki alat pendeteksi uang palsu untuk mengantisipasi kerugian. 

Uang Rusak

Sudah menjadi hal umum jika uang rusak seringkali diselipkan oleh pelanggan saat pembayaran. Entah disengaja atau tidak oleh nasabah, sebaiknya agen mengecek terlebih dahulu kondisi uang saat transaksi. Jika sudah terlanjur diterima, mau tidak mau itu adalah resiko agen BRILink. 

Baca Juga  Cara Bayar FIF Lewat BRILink Mobile dan Mesin EDC BRI

Transaksi Gagal, Tetapi Uang Terdebet

Ini adalah masalah yang paling menyebalkan bagi agen BRILink. Apalagi bagi agen yang memiliki modal tidak terlalu besar. Biasanya masalah ini terjadi pada transaksi transfer antar bank, pembayaran cicilan, BPJS, dan lain-lain. 

Transaksi gagal, namun terdebet bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti sinyal, cuaca atau sistem perbankan itu sendiri. Agar uang yang terdebet bisa kembali, agen dapat mengurusnya ke bank BRI terdekat dengan memberikan bukti transaksi. Namun, sayangnya proses ini membutuhkan waktu cukup lama hingga 14 hari kerja. 

Denda Pinalti Jika Target Transaksi Agen BRILink Tidak Tercapai

Target Transaksi agen BRILink setiap bulan minimal 200 transaksi. Jika setelah 7 bulan pertama agen belum mencapai target tersebut, maka akan dikenakan denda pinalti sebesar Rp 1.000 dikalikan dengan kekurangan transaksi.
Sebagai contoh : Setelah berjalan 7 bulan, agen BRILink “A” belum mampu mencapai target 200 transaksi/bulan. Di bulan 8, agen “A” hanya mendapat 150 transaksi saja. Maka denda pinalti yang harus dibayarkan agen “A” adalah 50 x Rp 1.000 = Rp 50.000
Bukannya untung malah buntung namanya, hehe.

Komplain Nasabah

Menjadi agen BRILink harus kuat menghadapi komplain. Tidak semua transaksi berjalan mulus tanpa adanya kendala. Seperti pada point sebelumnya, jika transaksi gagal tentu Anda akan mendapat komplain dari nasabah. Apalagi jika transfer pending, beli pulsa belum masuk, token listrik gagal diinput, dan lain-lain. Wah, pusing kan? hehe 

Sharing Fee yang Rendah

Sharing fee BRILink  menjadi persoalan bagi para agen. Selain sistem bagi hasil 50:50, agen juga dikenakan PPN 10% setiap transaksi. Belum lagi ada beberapa transaksi dimana agen benar-benar tidak mendapatkan fee. Tentu hal ini tidak sebanding dengan resiko yang didapatkan oleh para agen BRILink di Indonesia.

Ada Jaminan Uang Rp 3 Juta Untuk Mendapatkan Mesin EDC BRI

Untuk menunjang usaha agen BRILink, agen setidaknya harus memiliki mesin EDC BRI. Memang, sekarang ini sudah ada aplikasi BRILink mobile sebagai alat transaksi, namun terkendala oleh nasabah yang sering kali tidak memiliki layanan Mobile Banking/SMS Banking untuk kode OTP. 
Untuk mendapatkan mesin EDC BRI, calon agen wajib memberikan jaminan uang sebesar Rp 3.000.000 yang dibekukan oleh BRI. Nominal tersebut berlaku bagi calon agen yang tidak memiliki pinjaman di BRI. Namun, bagi calon agen yang memiliki pinjaman BRI, maka cukup memberikan jaminan Rp 500.000 saja.  Jaminan bisa dicairkan ketika sudah berhenti menjadi agen BRI.

Memiliki Modal Besar Untuk Transaksi Besar

Di daerah tempat saya tinggal, seringkali nasabah melakukan transfer dalam jumlah besar dengan kartu ATM agen. Dengan nominal tersebut, tentu fee yang didapat juga akan lebih besar. Tetapi kendalanya adalah tidak semua agen memiliki saldo rekening yang mencukupi. Otomatis agen akan menolak transaksi tersebut dan merekomendasikan tempat lain.

Kesimpulan

Sebelum yakin untuk bermitra dengan BRI, sebaiknya baca dahulu resiko jadi agen BRILink itu seperti apa. Selain fee yang rendah, modal untuk melayani transaksi nasabah seringkali juga besar. Apalagi di daerah pedesaan yang mana nasabah seringkali menggunakan uang cash untuk transfer. 

Baca Juga  Brilink Mobile 2023, Aplikasi Wajib Agen Brilink Untuk Transaksi

Selain resiko tersebut, ada lagi resiko yang didapat oleh agen seperti peredaran uang palsu, uang rusak, transaksi gagal, komplain, dan juga denda pinalti jika target tansaksi tidak tercapai.

Demikian informasi mengenai resiko jadi agen BRILink, semoga bermanfaat bagi calon agen BRILink yang membaca artikel ini. Terima kasih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *